Kamis, 16 Maret 2017

Sejarah pendirian MAN Peanornor

            Ummat Islam Pahae Julu besinerji untuk membangun persatuan membangun sebuah lembaga pendidika di Pahae julu ini. Lembaga inilah cikal bakal berdirinya MIN, MTs N, MAN di Pahae Julu ini dengan luas kurang dari 8 hektar yang kita miliki dipeanornor saat ini, merupakan aset Ummat Islam yang tidak diperoleh begitu saja dari pemerintah atau para dermawan, melainkan melalui pahit getirnya pengorbanan para pendahulu. Hal ini tentunya harus di emban sebagai titipan amanah yang perlu diresapi oleh para pelanjut dikemudian hari. Sebagai gambaran dari sekian banyakrintangan itu, tersirat dibalik pertanyaan sinis yang kami cuplik diatas, yakni ;' Bagaimana bisa berdiri PGA Negri di kampung Peanornor? ", Penulis mengkisahkan hal ini, tiada maksut dihati kecuali mungkin ada butir-butir hikmah yang dapat ditarik dari celah-celah pengalaman itu oleh para pelanjut.

            Kurun waktu Tahun 1963 yang silam, belumlah terlalu lama untuk dikenang. Semua masih segar dalam ingatan. Peristiwa-peristiwa itu seolah-olah  kejadian kemarin saja layaknya, tatkala ia menjelma dalam ingatan. Alangkah indahnya ketika kenangan itu terungkap disaat situasi dan kondisi yang sudah berlainan dengan masa silam, terasalah nikmat hidup ini. Semelir angin sejuk mengelus lembut didalam hati, besaneka warna warni indah kebahagiaan bersenandung merdu dibungkus dengan serba cinta dipersembahkan puji syukur dalam nada nada suci. Akan tetapi apabila keadaan sebaliknya yang ditemukan pada saat kenangan itu bermunculan, maka kekwatiranlah yang menggetarkan nada-nada pasrah memohon ampunan Allah sembari memohon hidayah-nya atas hati-hati yang beku, atas mata-mata yang buta, atas telinga-telinga yang tidak sudi mendengar, dan atas tangan-tangan yang jahil atas fikira-fikiran yang kotor.

         Masih segar dalam ingatan saya, betapa kaum muslimin dikampung saya menggeluti perjuangan tahun 60-an yang silam itu. terbayang dikelopak mata ini wajah Bapak-bapak tuan menetas dan menepas bambu-bambu untuk bahan dinding ruangan belajar dan pondok tempat tinggal guru  dan murid. Terbayang tubuh tubuh kekar Bapak-bapak yang lebih muda memegang martil dan gergaji ketika bekerja bersama bergotong royong mendirika ruang belajar dan pondok tempat tinggal murid-murid dan guru................
                                                    >>>>>>>>>>>>>>> BERSAMBUNG


Tidak ada komentar:

Posting Komentar